Bau Amis Sebuah LPJ

Share:
Piala Dunia telah usai. Tudingan penggelapan dana bantuan PSMS dari APBD berkibar kembali. Sebuah kecurigaan yang, mestinya, tidak main-main.



Kabar tak sedap itu bermula dari kegagalan PSMS meraih prestasi lebih jauh di Liga Indonesia XII. Sejumlah tudingan akhirnya mengerucut. PSMS berubah layaknya mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

Dari hasil penelusuran, Global menemukan dokumen laporan pertanggungjawaban (LPJ) PSMS periode 2000—2004 yang fantastis yang tidak pernah sampai kepada publik. Transparansi ini wajib mengingat bantuan yang diberikan kepada PSMS di Liga Indonesia bersumber dari uang rakyat.

LPJ yang terdiri 43 halaman diperoleh Global dari salah seorang mantan pengurus PSMS. Dokumen itu sendiri seperti barang yang dikeramatkan karena hanya beredar dikalangan terbatas. Dalam dokumen itu tertuang angka-angka yang cukup mencengangkan karena, ternyata, uang rakyat yang telah terpakai untuk membiayai PSMS — termasuk tahun 2005, 2006 — jumlahnya Rp. 48, 096. 654, 700! Itu juga belum termasuk bantuan pada tahun 2004.

Sumber Global mengungkap, LPJ itu patut dicurigai karena memberi banyak kemudahan kepada pengurus untuk melakukan korupsi. Modusnya, pos-pos pengeluaran di mark up. “ Hampir seluruh item pengeluaran di mark up. Mulai dari pengadaan tali sepatu, kontrak sampai biaya pertandingan away. Beginilah manajemen keuangan yang dikelola birokrat,” ungkapnya.

Selain tuduhan pembengkakan belanja, biaya pengeluaran manajemen juga terbilang boros . Misalnya saja, untuk item biaya pertandingan away menempati pos pengeluaran terbesar setelah kontrak, honor dan bonus pemain. Kalau bertanding ke luar kota, para pemain menginap di hotel berbintang. Padahal, ungkapnya, manajemen bisa melakukan efisiensi. “ Saat bertanding di Jakarta, kami akan lebih memilih Mess Pemprovsu di Jalan Jambu. Satu kamar hanya Rp. 33 ribu dan bisa tiga orang. Bandingkan dengan menginap di hotel Santika. Harga yang paling murah saja Rp 350 ribu,” ungkapnya.

Sejatinya, kata sumber, dokumen LPJ PSMS periode 2000-2004 itu dibahas dalam rapat anggota pada Februari 2005 di Hotel Dharma Deli. Namun nyatanya tidak dilakukan. “ Ketika itu saya yang paling getol meminta laporan pertanggung jawaban pengurus. Termasuk membahas laporan keuangan di komisi-komisi. Tapi pengurus kesannya mengelak. Malah seorang pengurus terang-terangan menyebutkan untuk tak membahas lagi,” akunya kecewa.

Bagi kejaksaan, penyidikan atas lalu lintas penggunaan dana APBD untuk PSMS sangat penting untuk menyeret dan menemukan siapa yang paling bertanggungjawab memakan uang rakyat. Pasalnya, gara-gara patgulipat ini, uang negara yang menguap sudah puluhan miliar rupiah. Sayangnya, ia juga enggan melaporkan penyelewengan itu. “ Jangan sayalah. Bisa rusak aku nanti,” kata sumber Global yang berulang kali mewanti-wanti untuk tidak menunjukkan sedikitpun jati dirinya.

Betulkah tudingan itu? Sayangnya sampai tulisan ini dicetak, tak seorang jajaran elit pengurus dapat dimintai konfirmasinya. Baik Ramli dan Randiman Tarigan sepertinya sulit sekali ditemui. Dua nomer ponsel Ramli dan Randiman selalu tidak aktif. “ Sejak PSMS tersingkir dari delapan besar mereka memang jarang muncul lagi,” ujar seorang rekan wartawan di Pemko Medan.

Namun menurut Ahyar Nasution, salah seorang pengurus PSMS bidang organisasi, segala bentuk bantuan PSMS yang bersumber dari APBD itu telah dilaporkan secara berkala kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Tuduhan itu, kata Ahyar tak lebih hanya omong kosong yang dilakukan oleh orang-orang yang merasa sakit hati atas pengurus saat ini.

Pengakuan Ahyar tadi bisa jadi benar. Tapi sumber lain yang ditemui Global justru tertawa mendengar jawaban itu. Ia tak yakin BPK betul-betul melakukan audit. Kalaupun diaudit, itu hanya formalitas yang berakhir cincai-cincai. Masalahnya, sumber punya segudang pengalaman diaudit oleh lembaga keuangan negara itu saat duduk di sebuah lembaga yang mengurusi pemilihan umum. Berdasarkan itu, katanya, bukan mustahil telah terjalin sebuah skenario untuk memuluskan laporan bantuan itu. “ Apalagi ini antar dua lembaga yang masih satu atap,” ungkapnya.

Global juga mencoba melacak kebenaran laporan itu ke BPK Wilayah I Medan di Jalan Imam Bonjol. Tapi hasilnya juga nihil. Namun sumber lain malah menyebut bantuan untuk PSMS itu tak pernah masuk hitungan audit BPK. Pasalnya, bantuan itu berasal dari dana taktis bidang sosial. “ Bantuan PSMS ini sama dengan bantuan untuk menggali kubur. Pengeluaran yang bersumber dari dana taktis sosial dihitung habis,” sebutnya. “ itu celah yang bisa dimanfaatkan Mereka pinter memanfaatkan kelemahan

Caruk maruk persoalan ini memang menyisakan kecurigaan. Kalangan legislatif juga tak sanggup membendung kritikan masyarakat. “ Kami tidak menemukan satu lembar pun laporan penggunaan bantuan untuk PSMS itu,” ujar Ikhrimah Hamidi, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera Kota Medan.

Malah, katanya, lika-liku bantuan PSMS melalui Rencana Anggaran Satuan Kerja (RASK) Pemerintah Kota Medan baru diajukan ke DPRD sejak dua tahun terakhir yaitu vc , pada RASK 2005 dan 2006 “ Sebelumnya malah tidak pernah ada pengajuan anggaran. Tiba-tiba saja pihak pemko sudah mengucurkan bantuan sekian miliar untuk PSMS. Malah di RASK tahun 2005 tidak ada item bantuan langsung kepada PSMS.” ujarnya menunjukkan dokumen RASK dimaksud.

Herannya lagi, lanjut Ikrimah, BPK juga terkesan tidak ambil pusing soal penggunaan dana APBD untuk PSMS itu. “ Ini kan aneh. Padahal pada pos-pos pengeluaran lain, ada audit BPK. Karena itu kita minta bantuan itu harus segera diaudit” sebutnya.

Lebih jauh anggota komisi C menyebut, pos bantuan bantuan APBD untuk pembinaan PSMS itu tidak boleh secara rutin diberikan setiap tahunnya. Karena hal itu telah menyalahi Kepmendagri No. 29 tahun 2002 tentang pengelolaan pertanggungjawaban keuangan APBD. “Berdasarkan Kepmendagri itu, pos bantuan itu sifatnya hanya stimulun, atau rangsangan untuk PSMS agar lebih maju. Tidak setiap tahunnya diberikan. Pada gilirannya, cabang olahraga lain juga harus menerima bantuan serupa,” jelasnya.

Tak ada jalan lain, Fraksi PKS meminta agar bantuan “Bukan kita tidak cinta terhadap PSMS. Kritik kami ini juga demi prestasi PSMS. Tapi kalau bantuan tersebut tidak transparan, tentu yang diuntung segelintir orang,” ujarnya mengakhiri.




Dana APBD untuk PSMS


2000 Rp. 800.000.0000
2001 Rp. 3,000,000,000
2002 Rp. 5,996,654,700
2003 Rp. 9,650,000,000
2004 ?
2005 Rp. 16,650,000,000
2006 Rp. 12,000,000,000
Jumlah Rp. 48, 096. 654, 700



Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan PSMS
Tahun 2000-2001

Penerimaan
SISA 1996-2000 Rp. 8,270,776
BANTUAN PEMKO MEDAN Rp. 800,000,000
BANTUAN PSSI Rp. 128,000,000
HASIL PENJUALAN TIKET Rp.1,185,000,000
BANTUAN PENGURUS PSMS Rp. 150,000,000
JUMLAH Rp. 2,271,270,776



Pengeluaran
Kontrak Pemain Rp.775,000,000
Honor pemain/pelatih/official Rp.378,000,000
Biaya Catering Rp.155,000,000
Biaya Sekretariat Rp.23,525,000
Biaya Pertandingan Away Rp.325,000,000
Biaya Perlengkapan Rp.16,750, 000
Biaya Kesehatan Rp.11,665,000
Panpel Pertandingan Rp.160,000,000
Biaya Cetak Tiket Rp.5,770,776
Bonus Pemain Rp.340,560,000
Biaya Tur ke Malaysia Rp.80,000,000
JUMLAH Rp. 2,271,270,776



Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan PSMS
Tahun 2001-2002

Penerimaan

BANTUAN PEMKO MEDAN Rp.3,000,000,000
BANTUAN GUBSU Rp.100,000,000
BANTUAN PSSI Rp.25,000,000
BANTUAN BAPAK YASUN
PT BANK Rp.50,000,000
HASIL PENJUALAN TIKET Rp.525,000,000
BANTUAN PENGURUS PSMS Rp.175,000,000
JUMLAH Rp. 3,875,000,000

Pengeluaran
Kontrak Pemain Rp.1,237,850,000
Honor pemain/pelatih/official Rp.640,000,000
Biaya Catering Rp.169,000,000
Biaya Sekretariat Rp.40,800,000
Biaya Pertandingan Away Rp.665,000,000
Biaya Perlengkapan Rp.37,400,000
Biaya Kesehatan Rp.13,650,000
Panpel Pertandingan Rp.362,5000,000
Biaya Cetak Tiket Rp.6,300,000
Bonus Pemain Rp.527,500,000
Biaya PSMS Junior Rp.175,000,000
JUMLAH Rp. 3,875,000,00

Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan PSMS
Tahun 2002-2003

Penerimaan
BANTUAN PEMKO MEDAN Rp.5,996,654,700
HADIAH DARI PSSI
JUARA II DIVISI I Rp.125,000,000
HASIL PENJUALAN TIKET Rp.129,296,500
BANTUAN PENGURUS PSMS Rp.200,000,000
JUMLAH Rp. 6,450,951,200


Pengeluaran
Kontrak Pemain Rp 1,950,000,000
Honor pemain/pelatih/official Rp.1,170,500,000
Biaya Catering Rp.225,000,000
Biaya Sekretariat Rp.52,750,000
Biaya Pertandingan Away Rp.1,296,201,200
Biaya Perlengkapan Rp.44,800,000
Biaya Kesehatan Rp.63,125,000
Panpel Pertandingan Rp.243,850,000
Biaya Cetak Tiket Rp.7,725,000
Bonus Pemain Rp.860,000,000
Pemberian Hadiah
Juara II Divisi Rp.125,000,000
Biaya PSMS Junior Rp.350,000,000
Biaya antar klub PSMS Rp.62,000,000
JUMLAH Rp. 6,450,951,200


Laporan Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan PSMS
Tahun 2003-2004

Penerimaan
BANTUAN PEMKO MEDAN Rp.9,650,000,000
BANTUAN PSSI Rp.200,000,000
HASIL PENJUALAN TIKET Rp.821,390,625
BANTUAN PENGURUS PSMS Rp.275,000,000
BANTUAN PT EBONY 18 Rp.164,995,000
JUMLAH Rp. 11,111,385,625


Pengeluaran
Kontrak Pemain Rp.2,710,000,000
Honor pemain/pelatih/official Rp.2,370,000,000
Biaya Catering Rp.225,000,000
Biaya Sekretariat Rp.52,750,000
Biaya Pertandingan Away Rp.2,327,853,125
Biaya Perlengkapan Rp.160,000,000
Biaya Kesehatan Rp.96,000,000
Panpel Pertandingan Rp.761,757,000
Biaya Cetak Tiket Rp.8,250,000
Bonus Pemain Rp.1,700,000,000
Biaya PSMS Junior Rp.400,000,000
Biaya Kompetisi antar
klub PSMS Rp.62,000,000
JUMLAH Rp. 11,111,385,625

Data:LPJ Pengurus PSMS Periode 2000-2004

No comments